Sunday, July 29, 2007

Pijatannya Bisa Kencangkan Payudara

Djabal T Ilyas: Pijatannya Bisa Kencangkan Payudara

Minggu, 31 Juli 2005Proses kehamilan dan melahirkan seringkali membuat payudara menjadi kendor, terutama saat balita tidak lagi menghisap ASI (air susu ibu). Karena itu, sejumlah perempuan yang sangat mendewakan keindahan bentuk tubuhnya enggan menyusui anaknya, dengan alasan takut payudaranya turun.

kekhawatiran semacam itu seharusnya tidak terjadi lagi, setelah dunia kedokteran berhasil menemukan alat-alat yang mampu memompa kembali payudara yang kendor menjadi kencang bak gadis. Memang harga yang harus dibayar untuk usaha ini cukup mahal.
Bila kondisi keuangan tidak mencukupi, kenapa tidak mencoba cara tradisional yang biayanya hanya berkisar ratusan ribu rupiah. Cobalah mampir ke kediaman Djabal T Ilyas --ahli pijat saraf dan transfer energi-- yang buka praktik di Jalan Ciputat Raya No 53, Pondok Pinang Jakarta Selatan. Pijatannya mampu mengembalikan payudara yang kendor menjadi kencang kembali.

Tak hanya itu, tangan dingin Djabal Ilyas juga bisa mengobati gangguan migrain, tekanan darah rendah dan tinggi, trombositopenia, mencerahkan wajah hingga menghilangkan kantong mata.
Hal itu bisa dilakukan, menurut Djabal Ilyas, karena setiap otot di tubuh mempunyai fungsinya sendiri, sehingga pijatan yang tepat di otot dasarnya akan mengembalikan ke fungsinya semula.
Ia mencontohkan, otot frontalis dahi yang mempunyai serabut otot menuju ke arah atas yang berfungsi mengencangkan kening dan menaikkan bulu mata. Tindakan perawatan dengan memijat otot frontalis dahi tentu harus sesuai dengan arah otot, sehingga tak menyebabkan kerutan atau otot menjadi kendur.

Pemijatan, ditambahkan Djabal, berfungsi melancarkan sirkulasi pembuluh darah, pembuluh limfa, jaringan otot, dan sistem persarafan tubuh. Secara fisiologi, manfaat yang diperoleh setelah pemijatan pada setiap organ berbeda-beda. Pada otot, terjadi efek rileksasi, peningkatan kekencangan dan perangsangan kerja.

"Pada sirkulasi darah, terjadi peningkatan aliran darah vena dan arteri serta percepatan pembuangan sisa metabolisme yang tak berguna. Pada sistem saraf, kerja aksi dan reaksi refleks dipercepat. Namun, secara umum, efek dan manfaat pemijatan akan membuat seseorang menjadi rileks, mengantuk dan terbebas dari stres," ujarnya.

Metode yang dijalani Djabal tidaklah rumit. Ia mengandalkan tiga jurus, yakni pengusapan (effleurage), pemijatan dengan sedikit meremas (petrissage) dan gosokan atau gesekan (friction).

Jurus effleurage, yakni stroking dan rollpatting, dilakukan pada wajah, dada, bahu dan leher memakai telapak tangan dengan penekanan halus lagi lembut. Gerakan ke atas dengan penekanan, sedangkan gerakan ke bawah tanpa tekanan. Bermanfaat membantu meningkatkan sirkulasi pembuluh darah balik (vena), mempercepat pengeluaran sisa metabolisme tubuh, membantu deskumasi (pengelupasan sel kulit yang mati) serta merileksasikan serabut otot yang tegang.

Jurus petrissage meliputi gerakan pemijatan dengan jari-jari (kneading), bonggol jari (knuckling) dan mencubit (pinching). Gerakan tidak mengusap, tetapi bergerak pada jaringan di atas tulang. Bermanfaat meningkatkan sirkulasi darah dan pengeluaran sisa metabolisme, memperbaiki fungsi sel, membantu memperbaiki kekencangan otot serta memberi efek rileksasi bagi serabut otot dan otot besar.

Jurus friction meliputi gerakan seperti menggunting zigzag. Manfaat gerakan ini adalah merangsang ujung serabut saraf. Ditambahkan Djabal, saat menerapkan jurus-jurs tersebut, ia selalu memberi energi vitalnya pada pasiennya.

Dalam memijat, menurut Djabal, ia selalu menggunakan konsep menguatkan yang lemah dan melemahkan yang kuat. Tujuannya, supaya terjadi keseimbangan organ-organ tubuh.
Setiap kali memijat, waktu yang dibutuhkan antara 45-60 menit. Ia menganjurkan pasien menjalani 4-5 kali terapi dengan selang waktu 3 hari sekali.

Selain pemijatan, Djabal juga menganjurkan pasien memakai masker madu setiap kali menjelang tidur malam selama 15 menit untuk memberi gizi pada kulit wajah. Secara khusus anjuran itu diperuntukkan bagi pasien yang mempunyai masalah dengan kulit wajah. Pasien dikenai tarif Rp 100.000 per satu jam. Ia juga tak segan datang ke rumah pasien bila diperlukan.
Manfaat gerakan pijat Djabal telah dirasakan oleh ratusan pasiennya. Salah satunya Rihana (54), pengusaha makanan yang menderita migrain. Rihana terbiasa mengonsumsi obat antimigrain untuk mengatasi gangguan yang menderanya. Namun, gangguan datang lagi bila daya kerja obatnya habis. Ungtunglah ia bertemu Djabal.

"Lewat tangannya, saya terbebas dari migrain. Ia memijat bahu saya, terus merambat hingga ke arah muka. Katanya, saat itulah ia memperbaiki simpul saraf di leher belakang. Pijatan itu membuat saya lebih rileks, kulit wajah pun lebih kencang," ujar Rihana. (Tri Wahyuni)

No comments: